cover
Contact Name
asep miftahudin
Contact Email
donztsm@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bagas.afyad@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
The Indonesian Journal of Infectious Diseases
ISSN : 23546077     EISSN : 25991698     DOI : -
The Indonesian Journal of Infectious Disese (IJID) is a peer-reviewed journal published by RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. It specializes in infectious disease : emerging disease, new emerging disease issues and tropical medicine). IJID has been published twice a year in Indonesian since 2013 and started from 2018 IJID will be fully published in Open Journal System (OJS).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease" : 5 Documents clear
Peranan Fibrinogen terhadap Kejadian Abortus pada Wanita Hamil Penderita Toksoplasmosis Jessica Levina; Sri Wahdini
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i1.159

Abstract

Toxoplasma gondii merupakan penyebab penyakit toksoplasmosis. Lebih dari 60%  populasi di dunia sudah terinfeksi T. gondii. Prevalensi toksoplasmosis akut pada perempuan hamil adalah 4,8 per 1000 perempuan. Risiko infeksi janin hingga 13 minggu kehamilan sekitar 15% dan setelah itu risiko infeksi meningkat serta mencapai 72% pada minggu ke 36 kehamilan. Fibrinogen merupakan salah satu protein fase akut terpenting wanita hamil. Secara fisiologis terjadi peningkatan kadar prokoagulan darah (termasuk fibrinogen), namun kadar antikoagulan dalam darah berkurang selama kehamilan serta kinerja sistem fibrinolitik melemah. Di kondisi ini, jika wanita terinfeksi toksoplasmosis selama kehamilan, peningkatan faktor koagulatif berlebihan dapat meningkatkan risiko tromboemboli. Infeksi T.gondii diketahui meningkatkan sekresi IFN- γ pada hewan coba domba dan tikus kemudian mensekresi fibrinogen-like protein 2 (fgl2) yang berperan dalam deposisi fibrin dan trombosis. Fgl2 sebuah protrombinase transmembran yang secara langsung membelah protrombin menjadi trombin. Aktivitas protrombinase dari Fgl2 diobservasi pada kejadian abortus. Secara keseluruhan, sistem koagulasi makin kuat pada wanita hamil. Namun proses inflamasi akibat toksoplasmosis mengakibatkan terjadinya situasi prothrombic state yang berhubungan dengan peningkatan kadar fibrinogen. Peningkatan fibrinogen meningkatkan lagi inflamasi.  Peningkatan fibrinogen yang berlebihan meningkatakan risiko tromboemboli yang menyebabkan infark pada plasenta dan menyebabkan abortus.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang HIV di Sekolah dalam Eliminasi Stigma Pada Orang Dengan HIV/AIDS Rita Ismail; Syafdewiyani; Sri Yona
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i1.167

Abstract

dengan angka 70.509 sejak 1987 hingga Desember 2020. Kemenkes melaporkan terdapat 31% kasus AIDS usia 21-29 tahun yang mengindikasikan mereka terinfeksi sejak usia muda/remaja, 5 – 10 tahun sebelumnya. Orang hidup dengan HIV (ODHA) tidak hanya berjuang dengan masalah kesehatan tetapi juga stigma dari lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan mengenai HIV dalam eliminasi stigma terhadap ODHA pada siswa SMPN di Jakarta Timur. Metode: Penelitian kuasi eksperimen berupa pemutaran video, pemberian mengenai HIV dan stigma pada ODHA, pembagian booklet, dan penjelasan video serta booklet. Data dianalisis menggunakan T-test. Hasil: Terdapat 71 respoden dalam penelitian. Terjadi peningkatan pengetahuan mengenai HIV dan penurunan yang signifikan pada stigma pada ODHA setelah dilakukan intervensi (p value <0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stigma pada ODHA dengan jenis kelamin, kelas, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan info mengenai HIV. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara stigma pada ODHA dengan pengetahuan mengenai (p value = 0,002 dengan korelasi -0,36). Kesimpulan: Semakin tinggi pengetahuan mengenai HIV maka semakin rendah stigma pada ODHA. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam mengembangkan program untuk dalam upaya eliminasi stigma pada ODHA pada siswa SMP dengan menggunakan media berupa video dan booklet.  
Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Eni Mahawati; Endang Surjati; M. Khalid Fredy Saputra; Fuad Hilmi Sudasman; Intan Pertiwi
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i1.169

Abstract

Latar Belakang: Terdapat 11.959 kasus tuberculosis (TB) paru di Bandung. Gaya hidup, daerah perkotaan dan kumuh yang padat, dan kesehatan lingkungan yang buruk semuanya berkontribusi terhadap tingginya kasus TB paru perkotaan. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh lingkungan fisik rumah yang banyak belum memenuhi syarat. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk melihat hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah terduga TB. Sampel penelitian sebanyak 98 responden diambil menggunakan simple random sampling. Kriteria inklusi sampel penelitian adalah pasien suspek TB paru, dan berusia 18–65 tahun. Instrumen yang digunakan adalah termo higrometer dan lux meter. Analisis data menggunakan Uji Chi Square. Hasil: Variabel yang berhubungan adalah suhu (p=0,004, dan POR=4.667), kelembapan (p=0,031, dan POR=2.733), dan pencahayaan (p=0,012, dan POR=3.385). Kesimpulan: Faktor-faktor yang meningkatkan angka kejadian TB paru antara lain kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat seperti suhu ruangan diatas 30%, ruangan terlalu lembap (dibawah 40%) dan kurangnya pencahayaan diruangan (<60 lux). Lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian TB paru adalah suhu, kelembapan dan pencahayaan.
Hubungan Faktor Pelayanan Pertama Masyarakat Pada Warga Yang Terpapar Covid Dengan Kesiapan Beradaptasi Pada COVID-19 Kiana Alif Fatwa Supendi; Desmawati Desmawati
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i1.170

Abstract

Latar Belakang: Seluruh dunia saat ini menghadapi tantangan yang luar biasa dalam sistem pelayanan pertama yang terpapar COVID-19 dalam lingkungan masyarakat. Penularan virus COVID-19 yang begitu cepat menjadikan masyarakat tidak mempersiapkan adanya pertolongan pertama. Untuk dapat memperkuat dan mempersiapkan berbagai macam strategi kesiapan menghadapi berbagai macam virus yang mulai berkembang. Dibutuhkan kesiapan pelayanan pertolongan pertama dalam warga terpapar COVID-19. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah adanya hubungan faktor pelayanan pertama yang dilakukan oleh masyarakat pada warga yang terpapar COVID dengan kesiapan beradaptasi pada COVID-19. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat di RW X, Pamulang Timur, Tangerang Selatan yang pernah positif COVID-19. Total sampel yang memenuhi kritria inklusi adalah 231 orang. Pengumpulan data dilakukan secara luring dengan cara datang langsung kerumah warga yang pernah terpapar COVID-19 pada bulan Desember 2021 hingga Maret 2022. Analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil: Mayoritas responden menyatakan pelayanan pertama dalam kategori baik sebanyak 118 (51%) dan kesiapan adaptasi kategori siap sebanyak 181 (78,4%). Hasil uji chi square diperoleh Pvalue= 0,000 (< 0,05). Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara faktor pelayanan pertama dengan kesiapan beradaptasi pada COVID-19.
Pengaruh Infeksi Oportunistik, Kepatuhan ARV dan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup ODHA Mohamad Hendra Saputra; Tri Mochartini; Intan Pertiwi; Adria Rusli; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v9i1.173

Abstract

Latar Belakang : Penderita HIV/AIDS dalam kehidupan sehari-hari dituntut untuk mampu menghadapi masalah yang kompleks, baik fisik, psikis, maupun spiritual. Beratnya permasalahan ODHA akan mempengaruhi aspek psikologis, sosial dan spiritual yang berdampak pada kualitas hidup yang buruk. Tujuan : mengetahui pengaruh infeksi oportunistik, kepatuhan pengobatan dan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup ODHA di Pokja HIV RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso. Metode : rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan metode analitik melalui pendekatan cross sectional. Total sampel 98 sampel pasien HIV/AIDS di Pokja HIV RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Hasil : Sebagian besar pasien berusia dewasa akhir (36-45 tahun) (49%), jenis kelamin laki-laki (71,4%), dengan menyatakan pernah mengalami infeksi oportunistik (IO) (66,3%),patuh pada pengobatan (91,8%), mendapat dukungan keluarga (86,7%) dan kualitas hidup baik (85,7%). Terdapat hubungan infeksi oportunistik dengan kualitas hidup d(p value 0,030 < 0,05). Ada hubungan antara  kepatuhan pengobatan ARV dengan kualitas hidup ODHA (p value 0,001 < 0,05). Ada Hubungan keluarga dengan kualitas hidup ODHA ( p value 0,019 < 0,05). Kesimpulan : Kualitas hidup ODHA dipengaruhi oleh infeksi oportunistik, kepatuhan pengobatan ARV dan dukungan dari keluarga.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 9 No. 1 (2023): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 8 No. 2 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 8 No. 1 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 7, No 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 7 No. 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 7 No. 1 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 7, No 1 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 6 No. 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 6, No 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 6 No. 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 6, No 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 5 No. 2 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 5, No 2 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 5 No. 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease Vol. 4 No. 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 4 No. 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 3, No 2 (2016): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 3 No. 2 (2016): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 3 No. 1 (2016): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 3, No 1 (2016): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 2, No 2 (2015): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 2, No 1 (2015): THE INDONESIAN JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES Vol 1, No 01 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 1, No 3 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 1, No 2 (2013): The Indonesian Journal of Infectious Diseases More Issue